JAKARTA, WargaNet – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kini tengah menyiapkan skema Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk masyarakat dengan akses terbatas ke lembaga pendidikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kemendikdasmen Tatang Muttaqin mengatakan skema ini diperuntukkan bagi anak-anak di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), di mana anak-anak tersebut mengalami keterbatasan akses tidak hanya di bidang ekonomi, namun juga geografi dan sosial seperti harus menjadi tulang punggung keluarga atas alasan tertentu.
“Pendidikan jarak jauh ini untuk merespons berbagai situasi-situasi, terutama aspek geografis, juga masalah ekonomi, dan masalah lintas negara,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Jumat (18/7/2025) dilansir antaranews.
Tatang menjelaskan skema PJJ menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, khususnya untuk mengurangi angka anak tidak sekolah (ATS) yang jumlahnya mencapai 3,9 juta jiwa.
Secara bertahap, jelasnya, skema PJJ tengah disiapkan melalui peta jalan hingga 2029 mendatang. Pada 2025 ini, pemerintah tengah menyiapkan dan mengembangkan infrastruktur untuk menunjang PJJ di berbagai wilayah di Indonesia.
Sementara pada 2026 mendatang, lanjut Tatang, pelatihan guru dan pengembangan modul pembelajaran dilakukan, untuk kemudian dilakukan implementasi PJJ secara bertahap pada 2027, pengembangan sistem penilaian dan evaluasi pada 2028, serta konsolidasi dan pengembangan lanjutan pada 2029.
“PJJ dipilih sebagai strategi karena dia juga menjangkau luas, fleksibel dan inklusif. Dan juga kita bisa mengatasi keterbatasan tenaga pendidik dan sarana, biaya, dan tentu ini juga relevan dengan kondisi saat ini,” ujarnya.
Diketahui, implementasi skema PJJ pada tahun ini dimulai dengan skema pilot project untuk anak Indonesia yang berada di Malaysia bagian Timur (Kalimantan), bekerja sama dengan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Kota Kinabalu, SMAN 2 Padalarang, Jawa Barat, dan Universitas Terbuka.
Pilot project ini menyasar anak-anak Warga Negara Indonesia yang berada di wilayah tersebut, yang memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan. Adapun peserta perdana pilot project PJJ yang dilaksanakan pada tahun ajaran 2025/2026 ini berjumlah sebanyak 93 orang.
Untuk diketahui pula, Pendidikan Jarak Jauh tidak sama dengan Pembelajaran Jarak Jauh yang dilakukan secara daring seperti era pandemi COVID-19 yang lalu.
PJJ juga tidak sama dengan skema Sekolah Terbuka yang mewajibkan adanya guru yang menemui peserta didik. PJJ dilakukan dengan pembelajaran menggunakan modul, serta pembelajaran informatif yang dibantu dengan Learning Management System (LMS). (*)