WARGANET.CO.ID – Palembang, 28 September 2025, Komunitas Pencinta Antik Kebudayaan Sriwijaya (KOMPAKS) resmi menggerakkan Galery Nusantaradalam acara Soft Openingyang berlangsung di Transmart Palembang, Minggu (28/9/2025). Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian, edukasi, dan revitalisasi kebudayaan lokal yang sarat nilai sejarah.
Acara tersebut diinisiasi oleh Hirmeyudi, Ketua KOMPAKS, yang dikenal sebagai tokoh pelestari budaya Sriwijaya. Hirmeyudi menegaskan bahwa pendirian Galery Nusantara bukan sekadar menghadirkan koleksi benda antik, tetapi juga merupakan gerakan moral dan kebudayaan, dengan menggandeng beberapa komunitas. Galery Nusantara kami rancang sebagai ruang hidup budaya tempat di mana masa lalu dan masa kini bisa berdialog,” ujar Hirmeyudi. “Kami ingin masyarakat, terutama generasi muda, dapat menyentuh langsung warisan leluhur dan merasakan getaran sejarah Sriwijaya yang pernah menggetarkan Nusantara.”
Hirmeyudi juga menekankan bahwa Galery Nusantara menjadi simbol kebangkitan Palembang sebagai kota peradaban sungai dan pusat budaya.“Palembang memiliki sejarah yang luar biasa, tapi sering terlupakan. Melalui gerakan KOMPAKS dan Galery Nusantara, kami ingin membangunkan kembali kesadaran bahwa kebesaran Sriwijaya adalah bagian dari identitas kita bersama,” ungkapnya.
Galeri ini menampilkan beragam koleksi antik dan artefak yang memiliki nilai historis tinggi mulai dari perhiasan kuno, prasasti, uang logam zaman kerajaan, hingga karya seni kontemporer yang terinspirasi dari motif-motif klasik Sriwijaya. Lebih jauh, Hirmeyudi menegaskan bahwa Galery Nusantara bukan hanya ruang pamer, tetapi juga laboratorium budaya. “Kami ingin galeri ini hidup , bukan tempat benda mati. Menariknya, dalam soft opening tersebut juga diperkenalkan Law Consultation Space,hasil kolaborasi dengan Firma Hukum Hendrajat, yang membuka layanan konsultasi hukum gratis untuk masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi kehadiran Firma Hukum Hendrajat. Ini langkah cerdas, karena pelestarian budaya juga perlu perlindungan hukum. Banyak kolektor dan pelaku budaya yang belum memahami aturan kepemilikan benda antik dan warisan sejarah. Melalui konsultasi hukum, semua bisa terlindungi,” jelas Hirmeyudi. Budaya jangan hanya berada di museum, tapi harus menyapa masyarakat di tempat-tempat publik. Kita ingin masyarakat modern tetap memiliki akses dan rasa bangga terhadap akar sejarahnya,” tegasnya. Ia juga mengajak pemerintah daerah, pelaku usaha, dan komunitas lain untuk turut serta dalam gerakan pelestarian ini. Kebudayaan tidak bisa dijaga oleh satu pihak saja. Kami membuka diri untuk kolaborasi. Kami ingin Galery Nusantara menjadi ruang kolaboratif antara komunitas, kampus, firma hukum, pelaku seni, dan dunia usaha.”
Menutup acara, Hirmeyudi menyampaikan harapan besar menjelang grand opening Galery Nusantara yang akan digelar dalam waktu dekat. Semoga di grand opening nanti, kita bisa menghadirkan sinergi yang lebih luas, antara penggiat budaya, pemerintah, swasta, serta masyarakat pencinta sejarah. Sriwijaya bukan sekadar masa lalu, tapi sumber inspirasi bagi masa depan bangsa.”
Dengan semangat itu, KOMPAKS menegaskan komitmennya menjadikan Galery Nusantarasebagai pusat pelestarian, pembelajaran, dan kebangkitan budaya Sriwijaya di abad ke-21.